Mumbai (AFP) – Produser Bollywood telah lama gemar syuting di lokasi asing yang eksotis, tetapi mata uang India yang meningkat telah melihat pengeluaran untuk set film di luar negeri turun sepertiga, menurut sebuah penelitian yang dirilis pada hari Senin.
Kamar Dagang dan Industri India (Assocham) mengatakan jumlah yang dihabiskan untuk film-film Bollywood di luar India dalam empat bulan terakhir telah menurun 30 persen menjadi 35 persen dibandingkan dengan periode empat bulan sebelumnya.
Rupee India telah turun 20 persen sejak Mei, menyebabkan beberapa pembuat film lebih memilih untuk tinggal dan membuat film di lokasi domestik yang indah seperti Kashmir utara dan negara bagian Kerala selatan, kata laporan itu.
“Pengeluaran oleh produsen India ke lokasi di luar negeri telah turun tajam dalam beberapa bulan terakhir karena mereka mencari opsi yang lebih murah,” kata D.S. Rawat, sekretaris jenderal di Assocham, berdasarkan survei mereka terhadap hampir 50 direktur.
Mereka yang masih syuting di luar negeri, terutama film beranggaran menengah hingga rendah, mencari alternatif ke Eropa dan Amerika Serikat seperti Sri Lanka, Dubai dan Thailand, kata Rawat. Mereka juga mengurangi jumlah hari yang mereka habiskan di lokasi syuting dan melihat pilihan akomodasi murah, tambahnya.
Rupee yang menurun hanyalah salah satu aspek yang mengganggu ekonomi India, yang tumbuh sebesar 4,4 persen dalam tiga bulan pertama tahun fiskal.
Secara tradisional, banyak produser Bollywood telah memilih set asing. Almarhum pembuat film Yash Chopra sangat tertarik pada latar belakang gunung Swiss, yang mengubah Swiss menjadi tujuan wisata populer bagi orang India yang kaya.
Analis dan kritikus perdagangan Komal Nahta mengatakan rupee yang jatuh tidak mungkin menghentikan film-film beranggaran besar yang dibuat di luar negeri, tetapi “mereka mungkin mengambil jalan pintas daripada membatalkan jadwal”, katanya kepada AFP.